Bercerai di Indonesia bisa terasa sangat berat, terutama jika Anda tidak terbiasa dengan sistem hukum Indonesia. Baik Anda warga negara Indonesia, warga negara asing, atau dalam pernikahan campuran, panduan ini menguraikan semua hal yang perlu Anda ketahui tentang proses perceraian dalam bahasa Inggris yang sederhana.

Panduan ini ditulis untuk warga negara Indonesia, ekspatriat yang tinggal di Indonesia, dan orang-orang yang terlibat dalam pernikahan beda agama atau beda kewarganegaraan. Meskipun kami telah membuat panduan ini selengkap mungkin, perlu diingat bahwa praktik pengadilan dapat berbeda di setiap lokasi berdasarkan hukum yang berlaku, jadi sebaiknya Anda berkonsultasi dengan pengacara Indonesia yang berkualifikasi untuk kasus perceraian Anda.

Dasar-dasar: Bagaimana Perceraian Bekerja di Indonesia

Inilah hal yang paling penting untuk dipahami: Anda tidak dapat bercerai di Indonesia tanpa melalui sistem pengadilan Indonesia. Tidak seperti beberapa negara di mana Anda dapat mengajukan dokumen dan selesai, hukum pernikahan di Indonesia mengharuskan hakim untuk membantu Anda dan pasangan Anda berdamai sebelum mengabulkan perceraian.

Hukum Indonesia sudah jelas mengenai hal ini. Pasal 39 Undang-Undang Perkawinan (UU No. 1 Tahun 1974) menyatakan bahwa perceraian hanya dapat terjadi melalui pengadilan, dan hanya setelah pengadilan berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Ini bukan hanya formalitas, pengadilan Indonesia menganggap hal ini serius di bawah sistem hukum yang berlaku.

Hanya ada tiga cara untuk mengakhiri sebuah pernikahan di Indonesia: kematian pasangan, perceraian melalui proses perceraian, atau keputusan pengadilan yang menyatakan bahwa pernikahan tersebut tidak sah. Hanya itu saja. Tidak ada perceraian kilat, tidak ada perjanjian bersama yang diajukan di kantor catatan sipil.

Pengadilan Mana yang Harus Anda Gunakan?

Pengadilan yang akan Anda gunakan sepenuhnya bergantung pada agama Anda, bukan kewarganegaraan atau tempat tinggal Anda berdasarkan hukum keluarga Indonesia.

Pasangan Muslim harus mengajukan perceraian di Pengadilan Agama. Hal ini berlaku bahkan jika Anda adalah warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Pengadilan Agama mengikuti Peraturan Prosedur Agama Islam dan menangani semua hal yang berkaitan dengan pernikahan Muslim di bawah hukum Islam.

Pasangan non-Muslim (Kristen, Budha, Hindu, dan penganut agama lain) mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri, yang juga disebut pengadilan umum. Pengadilan-pengadilan ini mengikuti prosedur hukum perdata di bawah Peraturan Prosedur Pengadilan Umum.

Pasangan beda agama harus mengajukan permohonan di tempat pernikahan mereka awalnya didaftarkan. Jika tidak jelas, Anda mungkin perlu mengajukan permohonan di mana pernikahan pasangan non-Muslim tersebut dapat diakui secara hukum.

Mengenai lokasi pengadilan mana yang akan digunakan, Anda biasanya akan mengajukannya di tempat tinggal pasangan Anda. Namun, peraturan pengadilan setempat dapat berbeda di bawah peraturan pemerintah, jadi tanyakan kepada pengadilan atau pengacara tentang persyaratan tempat yang tepat.

Alasan untuk Perceraian: Dasar Hukum Apa yang Diterima?

Hukum Indonesia tidak mengizinkan perceraian karena "perbedaan yang tidak dapat didamaikan" di mana Anda hanya mengatakan bahwa Anda telah berpisah. Anda perlu membuktikan alasan hukum tertentu untuk bercerai. Berikut adalah alasan sah yang dapat diterima oleh pengadilan:

Perzinahan adalah dasar yang paling mudah. Jika salah satu pihak melakukan perzinahan, Anda akan membutuhkan bukti seperti foto, kesaksian saksi, atau komunikasi yang membuktikan perselingkuhan tersebut.

Pengabaian berarti pasangan Anda meninggalkan Anda tanpa izin dan telah pergi setidaknya selama dua tahun. Anda harus menunjukkan bahwa mereka pergi secara sukarela dan tidak memberikan dukungan finansial kepada keluarga.

Penjara selama lima tahun atau lebih dapat menjadi alasan perceraian, terutama jika hukuman tersebut untuk kejahatan serius.

Kecanduan narkoba atau sifat buruk lainnya yang memengaruhi kehidupan keluarga. Anda akan membutuhkan saksi atau bukti medis untuk membuktikan pola perilaku berbahaya ini.

Pertengkaran terus menerus yang membuat pernikahan tidak mungkin dipertahankan. Hal ini memerlukan adanya pola konflik, bukan hanya pertengkaran sesekali.

Kekerasan dalam rumah tangga dengan bukti seperti rekam medis, laporan polisi, atau kesaksian dari dua orang saksi.

Untuk pasangan Muslim, ada jalur hukum Islam tambahan di bawah Kompilasi Hukum Islam. Seorang suami Muslim dapat mengajukan "talak cerai" dengan menyatakan niatnya untuk bercerai di hadapan Pengadilan Agama. Seorang istri dapat mengajukan cerai gugat, yang pada dasarnya merupakan gugatan perceraian berdasarkan peraturan prosedur agama Islam.

Proses Perceraian Langkah-demi-Langkah: Apa yang Diharapkan

Foto close-up seseorang yang sedang menandatangani dokumen hukum, mewakili dokumen perceraian di Indonesia.

Sebelum Anda Mulai: Dokumen yang Diperlukan yang Anda Perlukan

  • Kartu identitas (KTP) dan kartu keluarga Anda
  • Surat nikah atau buku nikah
  • Akta kelahiran anak (jika Anda memiliki anak)
  • Bukti yang mendukung alasan perceraian Anda
  • Informasi kontak dua orang saksi
  • Dokumen keuangan yang relevan yang menunjukkan aset perkawinan

Langkah 1: Mengajukan Petisi Perceraian Anda

Anda akan mulai dengan mengajukan permohonan perceraian ke pengadilan yang sesuai. Untuk pernikahan Muslim, ini dilakukan di pengadilan agama khusus. Untuk pernikahan non-Muslim, ini adalah pengadilan distrik. Anda akan membayar biaya pengajuan pada tahap ini, biasanya biaya resmi yang tidak terlalu mahal, tetapi Anda mungkin juga akan dikenakan biaya untuk mengirimkan dokumen kepada pihak lain.

Langkah 2: Mediasi Wajib

Di sinilah letak perbedaan prosedur perceraian di Indonesia dengan negara lain. Sebelum sidang perceraian, Anda dan pasangan Anda harus melakukan mediasi. Ini bukan pilihan, ini diwajibkan oleh hukum di bawah Perma No. 1 Tahun 2016.

Mediasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui mediasi elektronik (diperkenalkan pada tahun 2022 di bawah Perma 3/2022). Mediator yang ditunjuk oleh pengadilan akan mencoba membantu pasangan suami-istri menyelesaikan masalah. Jika Anda berdamai selama mediasi, Anda dapat mencabut permohonan cerai Anda. Jika mediasi gagal, kasus perceraian akan diteruskan ke persidangan.

Langkah 3: Pemeriksaan Sidang Pengadilan

Jika mediasi tidak berhasil, Anda akan menjalani sidang di pengadilan di mana Anda akan menyampaikan bukti-bukti Anda. Hal ini mungkin termasuk:

  • Kesaksian dari dua orang saksi seperti keluarga, teman, atau tetangga
  • Bukti dokumenter seperti foto, pesan, atau catatan keuangan
  • Kesaksian ahli jika diperlukan (seperti dari dokter dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga)

Pengadilan Indonesia juga dapat menangani masalah-masalah sementara selama fase ini, seperti tunjangan anak sementara atau pengaturan tempat tinggal.

Langkah 4: Keputusan Pengadilan

Jika hakim mengabulkan perceraian Anda, mereka akan mengeluarkan keputusan pengadilan. Namun, di sinilah letak perbedaan antara pasangan Muslim dan non-Muslim:

Untuk pernikahan Muslim: Pengadilan Agama mengeluarkan "Akta Cerai" (akta perceraian). Ini adalah dokumen perceraian resmi Anda menurut hukum pengadilan agama.

Untuk pernikahan non-Muslim: Anda mendapatkan keputusan pengadilan yang kemudian harus didaftarkan ke catatan sipil untuk mendapatkan kekuatan hukum penuh berdasarkan hukum perdata.

Langkah 5: Administrasi Pasca Perceraian

Setelah Anda mendapatkan surat keputusan perceraian, Anda perlu memperbarui beberapa catatan resmi:

  • Catatan sipil (status perkawinan)
  • Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK)
  • Catatan pajak
  • Rekening bank dan penerima manfaat asuransi
  • Jika Anda warga negara asing, status imigrasi Anda

Pekerjaan administratif ini sangat penting, melewatkannya dapat menyebabkan masalah di kemudian hari ketika Anda perlu membuktikan status perceraian Anda di Indonesia secara hukum.

Anak-anak: Hak Asuh Anak dan Tunjangan Anak

Gadis muda tersenyum di gang sempit, melambangkan anak-anak dan hak asuh dalam kasus perceraian.

Pengadilan di Indonesia mengikuti prinsip "kepentingan terbaik bagi anak" ketika membuat keputusan hak asuh anak. Ini berarti mereka mempertimbangkan apa yang terbaik untuk anak-anak Anda, bukan apa yang Anda atau pasangan Anda inginkan.

Untuk anak kecil (terutama yang masih menyusu), pengadilan sering kali memberikan hak asuh utama kepada ibunya, tetapi ini tidak otomatis. Pengadilan akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti:

  • Kemampuan setiap orang tua untuk memberikan perawatan
  • Ikatan emosional anak
  • Stabilitas keuangan
  • Kebutuhan pendidikan anak
  • Preferensi anak itu sendiri (untuk anak yang lebih besar)

Tunjangan Anak: Kedua orang tua berkewajiban untuk mendukung anak-anak mereka secara finansial, terlepas dari siapa yang memiliki hak asuh anak. Pasal 41 Undang-Undang Perkawinan menjelaskan hal ini. Pengadilan biasanya akan menetapkan jumlah tunjangan anak berdasarkan pendapatan orang tua yang membayar dan kebutuhan anak.

Pengadilan memiliki berbagai alat penegakan hukum jika orang tua tidak membayar tunjangan anak, termasuk penyitaan gaji dan penyitaan aset.

Bagi keluarga Muslim, pertimbangan agama seputar masa tunggu tidak mengesampingkan prinsip kepentingan terbaik dalam pengaturan hak asuh anak. Perhatian utama pengadilan adalah selalu apa yang terbaik untuk anak-anak.

Harta Bersama dan Aset Perkawinan Setelah Perceraian

Memahami bagaimana aset bersama dibagi sangat penting, terutama jika Anda memiliki properti yang signifikan atau keuangan yang kompleks.

Harta Bersama vs Harta Terpisah

Hukum keluarga Indonesia membedakan antara harta bersama (aset perkawinan) dan harta terpisah. Umumnya:

Harta bersama termasuk aset yang diperoleh selama pernikahan, terlepas dari nama siapa yang tertera pada sertifikat. Ini biasanya dibagi rata di antara pasangan.

Harta yang diperoleh sebelum menikah atau diterima sebagai hadiah/warisan selama pernikahan biasanya tetap menjadi milik pemilik aslinya dan tidak dianggap sebagai aset bersama.

Perjanjian Pranikah dan Perjanjian Pasca Nikah

Jika Anda memiliki perjanjian pranikah atau perjanjian pranikah, pengadilan Indonesia pada umumnya akan menghormatinya, asalkan perjanjian tersebut dibuat dengan benar sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak melanggar kebijakan publik. Perjanjian-perjanjian ini dapat secara signifikan memengaruhi cara pembagian aset perkawinan Anda.

Untuk pernikahan campuran yang melibatkan warga negara asing, perjanjian pranikah dapat menjadi sangat penting karena dapat membantu memperjelas hukum negara mana yang berlaku untuk aset bersama yang berbeda.

Tunjangan Mantan Istri dan Tunjangan Pasangan

Tidak seperti beberapa negara Barat, Indonesia tidak memiliki tradisi tunjangan mantan istri jangka panjang atau tunjangan pasangan. Pengadilan dapat memerintahkan tunjangan keuangan sementara selama proses perceraian, tetapi tunjangan permanen jarang diberikan dalam proses hukum saat ini.

Fokusnya biasanya pada tunjangan anak daripada tunjangan pasangan. Namun, jika mantan istri atau mantan suami mengalami kesulitan keuangan yang serius dan pasangan lainnya memiliki kemampuan yang signifikan, pengadilan memiliki beberapa keleluasaan untuk memerintahkan tunjangan.

Situasi Khusus: Warga Negara Asing dan Perkawinan Campuran

Kedua mempelai bergandengan tangan dengan pakaian pernikahan, yang merepresentasikan pernikahan di Indonesia.

Jika Anda adalah warga negara asing yang tinggal di Indonesia atau dalam pernikahan campuran, Anda akan menghadapi beberapa pertimbangan tambahan di bawah hukum Indonesia.

Ketika Setidaknya Salah Satu Pasangan adalah Orang Asing

Yurisdiksi: Pengadilan Indonesia dapat menangani perceraian Anda jika Anda berdomisili di Indonesia secara sah, bahkan jika Anda menikah di negara asing.

Hambatan bahasa: Proses perceraian dilakukan dalam bahasa Indonesia. Anda akan memerlukan terjemahan resmi untuk dokumen asing apa pun, dan Anda mungkin memerlukan penerjemah untuk sesi pengadilan.

Otentikasi dokumen: Dokumen asing sering kali perlu disahkan melalui kantor konsuler Indonesia atau diasahkan jika berasal dari negara Konvensi.

Menggunakan Perceraian Indonesia Anda di Luar Negeri

Indonesia bergabung dengan Konvensi Apostille pada tanggal 4 Juni 2022. Hal ini membuat lebih mudah untuk menggunakan dokumen perceraian Indonesia di negara-negara Konvensi lainnya, Anda bisa mendapatkan apostille alih-alih melalui proses otentikasi konsuler yang panjang.

Agar perceraian Anda di Indonesia dapat diakui di negara asal Anda, Anda biasanya memerlukannya:

  • Salinan resmi dari keputusan pengadilan atau Akta Cerai
  • Surat pernyataan dari pihak berwenang Indonesia
  • Terjemahan bersertifikat ke dalam bahasa negara tujuan

Perceraian Asing di Indonesia

Jika Anda bercerai di negara asing dan ingin perceraian tersebut diakui di Indonesia, Anda harus mendaftarkan perceraian asing tersebut kepada pihak berwenang di Indonesia. Persyaratannya berbeda-beda, tergantung di mana perceraian itu terjadi dan keadaan spesifik Anda menurut hukum yang berlaku.

Biaya dan Jangka Waktu Perceraian di Indonesia

Memahami komitmen keuangan dan waktu membantu Anda merencanakan kasus perceraian Anda dengan lebih baik.

Biaya yang Diharapkan

Biaya pengadilan resmi relatif sederhana, biasanya paling banyak setara dengan beberapa ratus dolar. Namun, total biaya yang harus Anda keluarkan untuk proses perceraian bisa jadi lebih besar:

  • Biaya pengajuan permohonan perceraian
  • Layanan biaya proses
  • Biaya penerjemahan untuk dokumen asing
  • Biaya pengacara (jika Anda menyewa pengacara)
  • Biaya apostille atau otentikasi
  • Biaya perjalanan untuk sidang pengadilan

Garis Waktu Proses Hukum

Kasus perceraian di Indonesia biasanya memakan waktu beberapa bulan hingga lebih dari satu tahun, tergantung pada berbagai faktor:

Apa yang mempercepat prosedur perceraian:

  • Dasar hukum yang tidak terbantahkan
  • Bukti yang bagus
  • Kedua belah pihak menghadiri sidang pengadilan
  • Mediasi awal yang berhasil
  • Penjadwalan pengadilan yang efisien

Apa yang memperlambat proses hukum:

  • Fakta atau alasan yang diperdebatkan
  • Kesulitan dalam memberikan dokumen kepada pihak lain
  • Mediasi yang gagal dan membutuhkan persidangan penuh
  • Tunggakan pengadilan
  • Banding

Beberapa firma hukum memperkirakan sekitar enam bulan untuk kasus perceraian sederhana di tempat-tempat seperti Bali, tetapi ini dapat bervariasi secara signifikan berdasarkan situasi spesifik Anda dan beban kerja pengadilan.

Membangun Bukti untuk Proses Perceraian Anda

Bukti yang kuat membuat perbedaan antara perceraian yang mulus dan pertarungan yang berkepanjangan dalam sistem hukum Indonesia.

Apa yang Ditemukan Pengadilan Indonesia yang Persuasif

Kesaksian saksi: Teman, keluarga, tetangga, atau rekan kerja yang dapat memberikan kesaksian tentang alasan hukum perceraian Anda. Pastikan mereka memiliki pengetahuan langsung, bukan hanya desas-desus. Anda biasanya membutuhkan setidaknya dua orang saksi.

Bukti dokumenter: Foto, pesan teks, email, catatan keuangan, laporan medis, atau laporan polisi yang mendukung kasus perceraian Anda.

Kesaksian ahli: Dalam kasus-kasus yang melibatkan kekerasan dalam rumah tangga, kecanduan narkoba, atau masalah kesehatan mental, kesaksian dari dokter, terapis, atau profesional lainnya dapat menjadi sangat penting.

Peraturan Penting tentang Bukti di Bawah Hukum Indonesia

Mengumpulkan bukti secara legal: Jangan meretas akun, mencuri dokumen, atau melanggar undang-undang privasi. Bukti yang diperoleh secara ilegal dapat menjadi bumerang di pengadilan Indonesia.

Atur semuanya: Pengadilan menghargai bukti yang tertata rapi dengan penjelasan yang jelas tentang apa yang dibuktikan oleh setiap dokumen tentang dasar hukum Anda.

Menyiapkan pernyataan saksi: Bantu kedua saksi Anda untuk memahami apa yang akan ditanyakan kepada mereka dan detail apa yang paling penting untuk kasus perceraian Anda.

Hindari pencemaran nama baik: Berhati-hatilah dengan cara Anda menggambarkan perilaku pasangan Anda. Tetaplah berpegang pada fakta-fakta yang dapat Anda buktikan daripada bahasa yang menghasut.

Daftar Periksa Pasca Perceraian Anda

Setelah perceraian Anda final, Anda memiliki tugas-tugas administratif yang penting di bawah hukum Indonesia:

Memperbarui catatan catatan sipil: Mengubah status pernikahan Anda dalam catatan resmi.

Mengganti dokumen identitas: Dapatkan KTP dan kartu keluarga baru yang mencerminkan status perceraian Anda.

Akun keuangan: Memperbarui bank, polis asuransi, rekening pensiun, dan rekening investasi. Menghapus atau mengubah penerima manfaat yang sesuai untuk aset bersama Anda.

Status pajak: Memberitahukan kepada otoritas pajak mengenai perubahan status Anda.

Status imigrasi (untuk warga negara asing): Visa atau izin tinggal Anda mungkin akan terpengaruh oleh perceraian, terutama jika perceraian tersebut terjadi karena pernikahan dengan warga negara Indonesia.

Catatan sekolah: Jika Anda memiliki anak, pastikan sekolah memiliki kontak darurat dan informasi hak asuh anak yang diperbarui.

Salinan bersertifikat: Dapatkan beberapa salinan resmi dari keputusan pengadilan Anda untuk digunakan di masa mendatang. Jika Anda mungkin membutuhkannya di luar negeri, dapatkan apostel selagi Anda di sana.

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Perceraian di Indonesia

Dapatkah kami mengajukan gugatan cerai jika kami menikah di luar negeri tetapi tinggal di Indonesia? Ya, pengadilan Indonesia dapat menangani perceraian Anda jika Anda berdomisili di Indonesia secara hukum, di mana pun Anda menikah.

Apakah kami harus berpisah terlebih dahulu menurut hukum pernikahan di Indonesia? Tidak, hukum Indonesia tidak mewajibkan perpisahan atau masa tunggu sebelum mengajukan perceraian.

Bagaimana jika pasangan yang lain menolak untuk menghadiri sidang pengadilan? Pengadilan Indonesia dapat melanjutkan proses tanpa surat-surat tersebut dalam beberapa situasi, tetapi pelayanan surat-surat yang tepat sangatlah penting. Hal ini dapat memperlambat kasus perceraian Anda.

Dapatkah saya mempertahankan rumah yang saya beli sebelum menikah? Umumnya ya, jika Anda dapat membuktikan bahwa barang tersebut dibeli dengan harta terpisah (uang yang Anda miliki sebelum menikah atau warisan). Situasi campuran yang melibatkan harta bersama bisa jadi lebih kompleks.

Apakah pengadilan di Indonesia memberikan tunjangan kepada mantan istri? Jarang untuk dukungan keuangan jangka panjang. Pengadilan lebih berfokus pada tunjangan anak daripada tunjangan pasangan di bawah hukum keluarga.

Bagaimana cara membagi aset bersama jika kita memiliki perjanjian pranikah? Pengadilan di Indonesia biasanya menghormati perjanjian pranikah yang dibuat dengan benar sesuai dengan hukum yang berlaku, tetapi mereka akan meninjaunya untuk memastikan bahwa perjanjian tersebut adil dan tidak melanggar kebijakan publik.

Bagaimana jika kami berdamai selama mediasi? Anda dapat mencabut permohonan cerai Anda kapan saja jika Anda berdamai. Pengadilan akan mencatat hal ini dan menutup kasus perceraian.

Bagaimana cara kerja talak thalak bagi pasangan Muslim? Di bawah hukum Islam dan Kompilasi Hukum Islam, seorang suami Muslim dapat menyatakan talak thalak di hadapan Pengadilan Agama, yang kemudian mengeluarkan akta cerai.

Siap Mengajukan atau Memperpanjang Visa Anda?

Biarkan spesialis visa kami menangani aplikasi Anda.